Pemerintah Mesir mengeluarkan peringatan ancaman kepada negara-negara yang dilalui sungai Nil. Ancaman itu keluar setelah Kenya bergabung dengan empat negara lainnya yang sebelum ini telah menandatangani kesepakatan distribusi air sungai ini. Sebelumnya, Ethiopia, Rwanda, Tanzania, dan Uganda telah menandatangani nota kesepahaman tanpa menyertakan Mesir dan Sudan tentang distribusi secara adil air dari sungai ini.
Nota kesepahaman itu ditandatangani Jum'at lalu di Uganda. Kenya rabu lalu menyatakan bergabung dengan nota kesepahaman itu.
Negara-negara penandatangan kesepakatan yang notabene negara Timur Afrika mendesak pembagian secara adil air sungai Nil. Namun Mesir dan Sudan menginginkan jatah yang lebih besar dari sungai terpanjang di dunia itu.
Pemerintah Mesir dalam pernyataannya memperingatkan bahwa negara-negara yang dilalui aliran Nil tidak berhak membangun waduk di sungai ini. Pelanggaran atas ketentuan ini akan diadukan secra hukum atau direaksi dengan tindakan keras. Ancaman itu disampaikan Kairo menanggapi pernyataan PM Ethiopia Zenawi Meles yang mengatakan bahwa Mesir tidak berhak menghalangi rencana negara-negara lain yang hendak mendirikan waduk di sungai Nil.
Meles mengatakan, "Sebagian kalangan di Mesir menganggap bahwa Nil adalah milik mutlak Mesir dan pemerintah Kairo berhak melakukan apa saja terhadap sungai ini."
sumber: irib