Revolusi Timur Tengah Berawal Dari Iran - Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Saeed Jalili mengatakan musuh-musuh Republik Islam Iran khawatir dan takut akan gelombang Kebangkitan Islam dan bukan senjata nuklir Iran.
"Kebangkitan Islam lah yang mengkhawatirkan musuh, bukan senjata nuklir," kata Jalili dalam pertemuan Senin dengan ketua parlemen Tunisiaal-Nahda, al-Sahbi Atiq, Selasa (10/7).
Dia juga menggambarkan revolusi Tunisia sebagai munculnya gerakan kebangkitan Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara yang mencemaskan kekuasaan hegemonik. Dia menambahkan bahwa umat Islam dapat memanfaatkan 'pemikiran Islam untuk mencapai semua tujuan mereka, "termasuk pembebasan Palestina dan al-Quds (Yerusalem).
Mengacu pada hasil dari gerakan Kebangkitan Islam di dunia Arab, ia lebih lanjut menyatakan bahwa pemberontakan tersebut disajikan sebagai "awal perwujudan prinsip-prinsip yang dipegang negara-negara Muslim, dan membawa perlawanan efektif terhadap agresi rezim Zionis (Israel).
Pejabat tinggi keamanan nasional Iran lebih lanjut menggarisbawahi pentingnya persatuan Muslim dan menegaskan bahwa kapasitas yang ada dalam dunia Muslim secara efektif meningkatkan perjuangan mereka melawan skema kekuatan hegemonik.
Sementara itu, anggota parlemen Tunisia menyoroti peran gerakan Kebangkitan Islam di emansipasi bangsa-bangsa Muslim di kawasan itu, menekankan bahwa "kehormatan terbesar dari Revolusi Islam di Iran adalah bahwa ia berfungsi sebagai pemimpin dalam pemberontakan daerah terhadap kekuatan global dan dari sudut pandang kita, semua revolusi daerah berhutang budi dari Revolusi Islam di Iran dan kepemimpinannya.
Legislator Tunisia juga mengetuk plot musuh terhadap negara-negara Muslim, mengatakan bahwa mereka takut akan demokrasi yang sebenarnya dan juga mengkhawatirkan gerakan perlawanan dan pemikiran Islam.