17 Mar 2012

Antara Bumi Gaza Dan Dusta Media

Membersihkan Darah Saudaranya
Rudal Israel pertama melesat mengenai target, sejurus kemudian terik panas bumi Gaza menjerit dan segala yang ada disekitarnya bersedih. Palestina kembali mengumpulkan ceceran dan potongan bagian-bagian dari dua tubuh martir yang baru saja syahid. Sementara media Israel melaporkan, Tel Aviv merayakan kematian dua "teroris" Palestina dengan berbinar-binar. Kecerdikan media menampungnya sebegitu rupa seakan dunia berlalu dengan ketenangan dan kedamaian.

Zuhair Qasis adalah kepala Komite Perlawanan Rakyat (PRC) Palestina. Ia merenggang nyawa bersama seorang tahanan Palestina dari Nablus yang baru saja dibebaskan dan dideportasi Israel ke Gaza.

Kemudian, tembakan mortir dan rudal menghujani setiap sudut kota, kali ini merengut nyawa Obeid al-Ghirbali dan Muhammad Harara. Dunia kembali bersedih meratap pilu dan meneteskan air mata darah.

Kemudian tembakan ketiga, keempat, dan seterusnya, dan seterusnya. Entah berapa nyawa menjadi tumbal keganasan rudal-rudal Israel.

Sejak Israel mendemonstrasikan keganasannya pada 9 Maret hingga hari ini, jumlah nyawa rakyat Palestina yang melayang kian bertambah sepanjang hari. Pemerintah sah Hamas di Gaza mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan tegas, faksi-faksi di Palestina bersumpah untuk membalas.



Dalam situasi seperti ini, seperti biasa, media Barat dan media yang menjadi lengan kepanjangan suara Barat membiasakan dirinya untuk tidak pernah mengerti atau lebih memilih diam. Atau mereka tidak tinggal diam, namun tetap dengan suara parau dan sumbing. Kelugasan informasi menutup pencekikan nafas-nafas sengal bangsa Palestina, dan jeritan-jeritan pilu umat manusia.

"Penyerbuan Israel terjadi pada saat Palestina menembakkan puluhan roket dan mortir ke wilayah Israel selatan, melukai empat orang, seorang di antaranya serius". Tulis Kantor Berita Antara, Sabtu, 10 Maret 2012.

"Serangan Israel itu dilakukan hanya beberapa jam setelah pejuang Palestina menembakkan mortir ke wilayah Israel." Kata Kompas, Sabtu, 10 Maret 2012.

"Pihak Israel sendiri menolak anggapan bahwa mereka mengincar warga sipil dalam serangannya. "Kami hanya menargetkan serangan ke fasilitas gudang persenjataan dan empat lokasi peluncur, yang berada di sebelah utara Gaza,". Lapor BBC, Senin, 12/3/2012.

"Sebagai respons atas serangan roket tersebut, Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara atas wilayah Gaza." Tulis detiknews, Senin, 12/03/2012.

"Selain itu, Pemerintah Israel juga mengecam Dewan Keamanan Liga Arab yang dianggapnya tidak mampu merespons atas serangan roket ke Gaza. Israel juga mengecam pihak dewan keamanan yang tidak mampu melindungi warga sipil Israel." Tulis Okezone, Senin, 12 Maret 2012.

Tentara Israel patut bersyukur, sebab media mereka tidak perlu repot-repot dan bersusah payah memaparkan berton-ton dalih pembenaran serangan berdarah-darah yang mengakibatkan terbunuhnya puluhan rakyat sipil dan melukai warga Palestina. Sebab media lengan kepanjangan mereka dengan lugas senantiasa siaga melaporkan apa yang terjadi di Palestina. Palestina yang tetap terbelenggu dalam kebebasan dan pembebasan!.

Media hampir serentak menulis dalih pembenaran serangan pertama yang dilancarkan Israel, karena berdasarkan klaim Israel, Qasis terlibat dalam sebuah perencanaan serangan yang menewaskan tujuh warga Israel tahun lalu. Bahkan media Israel telah menarik kesimpulan lebih jauh, serangan itu berasal dari Mesir. Sebuah ekses luas untuk melibatkan negara yang dulu pernah menjadi benteng terakhir pertahanan Israel.

Al-Jazeera sedikit malu-malu dan melaporkan bahwa beberapa korban dipenggal kepalanya, sebuah pemandangan akrab Israel di sebagian besar kekejaman tak kenal ampun.

"Brigade perlawanan nasional, sayap bersenjata DFLP, brigade Al-Aqsa, dan sayap bersenjata RRC, Brigade An-Nasser Salah Ad-Din, semuanya mengaku bertanggung jawab atas serangan roket,". Lapor Kantor Berita Maan.

Israel tak henti-hentinya melakukan provokasi, dan dalam kondisi seperti ini, gencatan senjata tidak lah cukup membayar harga nyawa rakyat Palestina.

Israel tahu fakta bahwa Hamas dan organisasi perlawanan Palestina senantiasa konsis dan komit dalam dialog. Dunia juga mengerti orang-orang yang akrab dengan amunisi itu akan tetap memegang janji untuk mengedepankan dialog, mereka senantiasa siap berunding serta punya kesabaran yang cukup berdiplomasi dengan kebandelan dan keras kepala Israel.

Inilah sebabnya mengapa Israel mengirim pesan berdarah.

Israel berharap, kelak Palestina akan membalas pesan tersebut dan muqawama akan memakan mentah-mentah pesan provokatif Israel dengan konfrontasi senjata.

Tapi, kali ini lain ceritanya, sebab salah satu dari mereka yang syhid adalah pemimpin muqawama.

Sebuah harga mahal yang akan dibayar oleh Israel.

Kebebasan akan terus dituntut, pembebasan terus diusahakan, nafas-nafas sengal itu akan lepas lega, suara-suara parau anak-anak Palestina akan segera menggema memenuhi angkasa, jeritan-jeritan pilu akan melantunkan syair kemenangan.



Dan, perlawanan terus menggelinding, memecah ketenangan bohong, membongkar kedamaian palsu. Perlawanan menyatakan untuk yang kesekian kalinya bahwa Israel itu kecil, lemah dan akan selalu keok. Bahwa Israel itu tidak lebih kuat dari sarang laba-laba. Begitu titah Hasan Nasrullah. [Islam Times/on]. Redaksi Islam Times

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Antara Bumi Gaza Dan Dusta Media Deskripsi: Membersihkan Darah Saudaranya Rudal Israel pertama melesat mengenai target, sejurus kemudian terik panas bumi Gaza menjerit dan segala y... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►