Tingginya tingkat radiasi radioaktif di reaktor nuklir Dimona Israel menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah pekerja yang terkena kanker. Rendahnya penanganan keselamatan kerja yang memadai dan layak di reaktor nuklir Dimona menjadi pemicu meningkatnya jumlah pekerja yang terjangkit penyakit berbahaya itu.
Para korban mengatakan tingginya tingkat radiasi radioaktif tempat mereka bekerja sebagai penyebab utama kanker. Sejauh ini, lebih dari 60 orang pekerja telah mengajukan gugatan terhadap pejabat berwenang.
Para pejabat reaktor nuklir Dimona meyakinkan pekerja bahwa mereka dilindungi dengan baik dan tingkat radiasi berbahaya sedang dipantau dengan hati-hati, tapi fakta membuktikan sebaliknya. Para korban menuntut 120.860.000 Shekel (sekitar $32 juta) sebagai kompensasi.
Pada Senin (27/2), sebanyak 24 orang pekerja yang didiagnosis terjangkit kanker mengajukan tuntutan hukum terhadap Komisi Energi Atom Israel. Mereka juga menuduh pejabat Dimona menipu mereka terkait keselamatan kerja.
Pada awal bulan ini, berkas gugatan 44 pekerja Dimona telah disampaikan kepada pengadilan Israel. Mereka dikirim untuk mencari bijih uranium di Israel tanpa perlindungan yang memadai. Para pekerja itu hanya dilengkapi dengan kacamata dan masker yang tidak melindungi mereka dari radiasi.
Asuransi Nasional Israel menolak mengakui bahwa penyakit kanker yang menjangkiti para pekerja reaktor Dimona terkait dengan pekerjaan mereka, dan mengklaim bahwa tingkat radiasi bukan penyebab penyakit berbahaya itu.
Peningkatan dramatis dalam kasus kanker, kemandulan dan kelahiran abnormal di selatan Tepi Barat akibat kebocoran uranium di pembangkit listrik nuklir Dimona.
Para ahli memperingatkan bahwa kebocoran di reaktor nuklir tua yang sudah berusia 48 tahun itu bisa mencapai Yordania, Suriah, Mesir dan bahkan Libya.