Para pejabat rezim Zionis Israel mengklaim ingin terus melanjutkan dialog perdamaian dengan kelompok-kelompok Palestina supaya mereka mengurungkan niatnya mengajukan prakarsa pembentukan Palestina merdeka di PBB. Namun di saat yang sama, rezim tersebut mengkonfirmasikan akan segera membangun 1100 unit rumah pemukiman baru di kota-kota pendudukan Zionis yang terletak di sebelah timur Baitul Maqdis.
Dalam mereaksi kebijakan rezim Tel Aviv, wakil politik Sekjen PBB, Lynn Pascoe, dalam pidatonya di Dewan Keamanan mengatakan, "Keputusan yang diambil komite pembangunan pemukiman Israel untuk mendirikan ribuan rumah di sebelah timur Baitul Maqdis sangat mengkhawatirkan." Ia juga menegaskan, "Aksi rezim Zionis Israel itu ilegal dan bertentangan dengan resolusi PBB."
Babak baru brutalitas rezim Zionis Israel pada tahun ini khususnya di hari-hari terakhir disebabkan dukungan langsung Amerika. Berkaitan hal tersebut, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dalam pidatonya di PBB mendukung sepenuhnya rezim Zionis Israel, bahkan tidak membela sedikitpun hak-hak bangsa Palestina. Pernyataan Obama tersebut membuktikan bahwa dirinya secara penuh bekerja melayani kepentingan Israel.
Barack Obama tanpa menghiraukan kebencian dunia internasional terhadap kejahatan rezim Zionis Israel, justru menekankan hubungan karib Washington dengan Tel Aviv. Hal tersebut menunjukkan kenyataan babak baru kebijakan ambisius Israel berjalan dengan lampu hijau Amerika.
Israel mempunyai berbagai tujuan, salah satunya adalah menghalangi Palestina membentuk negara merdeka. Oleh sebab itu, demi terealisasinya tujuan tersebut, Tel Aviv meningkatkan kebijakan brutalnya dan memperluas pemukiman Zionis di wilayah Palestina.
Perluasan pemukiman Zionis dilakukan supaya wilayah Palestina menjadi terpisah-pisah, sehingga kesempatan terbentuknya negara Palestina semakin pudar. Oleh sebab itu para pendukung rezim Tel Aviv yaitu Barat dan Amerika tidak mau menekan rezim Zionis Israel, khususnya aksi rezim ini yang memperluas pemukiman di kawasan Palestina. Mereka justru membiarkan aksi tersebut.
Amerika dengan menggunakan hak vetonya mengancam akan menggunakan hak tersebut untuk memandulkan segala keputusan negara dunia di PBB guna menghentikan perluasan distrik Zionis.
Para pendukung rezim Zionis dengan kebijakan destruktifnya menghalangi terealisasinya resolusi PBB khususnya tentang Palestina. Resolusi tersebut kebanyakan menyatakan ilegalnya kebijakan rezim Zionis Israel khususnya berkenaan dengan pembangunan distrik Zionis di tanah Palestina. Oleh sebab itu kebijakan brutal dan ambisius Israel di wilayah Palestina menuai protes luas masyarkat internasional.