Negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Non Blok (GNB) tetap konsisten memperjuangkan kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat. Demikian kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah, Selasa (24/5).
Faizasyah mengatakan, kemerdekaan Palestina seperti sudah menjadi visi bersama negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB), termasuk Indonesia yang tahun ini menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri ke-16 GNB. Meski mendukung kemerdekaan Palestina, GNB juga menghormati kebijakan internal setiap negara anggota. Hal itu terkait dengan kebijakan Mesir untuk membina hubungan diplomatik dengan Israel yang selama ini berseteru dengan Palestina. "Itu kebijakan intern sebuah bangsa," katanya.
Presiden berada di Nusa Dua untuk menghadiri sekaligus membuka KTM ke-16 GNB pada Rabu (25/5). Faizasyah belum bisa memastikan apakah Presiden Yudhoyono akan membahas kasus Palestina dengan Menlu Mesir.
Dia hanya menjelaskan, Presiden akan memberi kesempatan kepada Menlu Mesir untuk menjelaskan sejumlah capaian Mesir sebagai Ketua GNB selama dua tahun terakhir. KTM ke-16 GNB diawali dengan Pertemuan Pejabat Senior (Senior Officials Meeting/SOM). Pertemuan Pejabat Senior itu berlangsung tertutup yang kemudian dilanjutkan dengan rapat komite untuk membahas masalah politik, ekonomi dan sosial.
Pelaksanaan KTM ke-16 ini memiliki keistimewaan karena bertepatan dengan 50 tahun berdirinya GNB. Tema yang diangkat dalam KTM kali ini adalah Shared Vision on the Contribution of NAM for the Next 50 Years.
KTM GNB mengundang partisipasi Menteri Luar Negeri dari negara anggota dan dua negara anggota baru yakni Fiji dan Azerbaijan. Selain itu juga turut hadir negara pengamat, negara tamu, organisasi tamu dan organisasi pengamat.
KTM ke-16 akan menghasilkan dokumen akhir yang merupakan pemutakhiran terhadap hasil KTT GNB di Sharm El Sheik, Mesir, serta deklarasi mengenai Palestina. Selain itu juga akan dihasilkan Bali Commemorative Declaration. (MIcom)