Sebuah organisasi Israel, Yesh Din, merilis hasil investigasinya terhadap kekerasan yang dilakukan warga Israel terhadap warga Palestina dan propertinya, hanya ada sembilan persen yang berbuah dakwaan
Organisasi itu menjelaskan bahwa dalam lima tahun terakhir pihaknya telah mengikuti 642 investigasi yang dilakukan oleh kepolisian Yudea dan Samaria terhadap berbagai kekerasan yang dilakukan warga Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Yesh Din menambahkan bahwa jumlah kejadian yang sebenarnya jauh lebih besar, namun organisasi tersebut mengaku tidak mengantongi jumlah pastinya.
Dari 642 investigasi tersebut, 539 di antaranya rampung, tulis Yesh Din dalam laporan yang dirilis Rabu (16/2) waktu setempat.
Dalam 48 kasus (9 persen), dakwaan dilayangkan. Tiga kasus dinyatakan hilang dan tidak diinvestigasi. Sementara 488 kasus (91 persen) ditutup tanpa dakwaan dengan alasan kurang bukti dan/atau kegagalan penyidik menemukan para tersangka.
Yesh Din menambahkan bahwa dalam 11 dari 488 kasus yang ditutup, investigasi dihentikan karena "kurangnya kepentingan publik" dan dua kasus ditutup karena tersangkanya "bebas dari tanggung jawab."
Dari 642 kejadian tersebut, 246 di antaranya melibatkan kekerasan, 249 kasus di antaranya merupakan perusakan properti, sementara 110 kasus adalah pencurian tanah, kata Yesh Din.
Dalam 32 kasus, warga Israel menembak warga Palestina dan mengakibatkan lima orang meninggal dan sembilan orang luka. Dari lima pembunuhan, satu kasus masih diselidiki, dua di antaranya berujung dakwaan, sementara dua lainnya ditutup. Dari sembilan kasus penembakan yang mengakibatkan luka-luka, satu kasus diselidiki, satu dakwaan dilayangkan, sementara tujuh kasus ditutup.
"Temuan-temuan itu memperlihatkan ada kegagalan kronis, khususnya dalam kasus-kasus yang berkenaan dengan kekerasan dan perusakan properti," kata Ziv Stahl dari departemen penelitian Yesh Din.
"Hanya sedikit kasus itu yang berujung dakwaan, dan sebagian besar di antaranya ditutup. Ini berarti bahwa peluang warga Palestina melayangkan keluhan atas kekerasan atau perusakan properti oleh warga Israel dan berujung dakwaan amat kecil," katanya.
Kepolisian Yudea dan Samaria membantah tudingan itu pada hari Rabu dan menyatakan bahwa pihaknya menangani "ratusan kasus tiap tahun (setelah) keluhan dari warga Palestina yang dicederai dan propertinya dirusak warga sipil Israel. Dalam sebagian kasus, bukti dikumpulkan investigasi oleh unit-unit di distrik itu yang memungkinkan dilayangkan dakwaan terhadap para tersangka."
Pada 2009, ada 21 dakwaan dalam berbagai kasus, termasuk dugaan serangan dan vandalisme terhadap warga Palestina oleh warga Israel. 19 dakwaan baru diproses pada 2010.
"Kecilnya jumlah dakwaan dalam kasus-kasus ini bukan akibat kegagalan menyelidiki keluhan, seperti yang diklaim Yesh Din, tapi merupakan hasil dari pertimbangan objektif," kata kepolisian yang menambahkan bahwa keluhan yang disampaikan jauh setelah peristiwa terjadi mengurangi kemampuan polisi untuk mengumpulkan bukti dan saksi.
Dalam sejumlah kasus lain, kata polisi, masalah hukum muncul dalam upaya memastikan kepemilikan "tanah yang disengketakan."
"Kasus-kasus investigasi telah diperiksa jaksa penuntut secara profesional sejalan dengan hukum yang berlaku. Dengan kata lain, apakah bukti dalam kasus menunjukkan telah terjadi pelanggaran kriminal dan ada peluang penjatuhan hukuman? Sesuai persyaratan-persyaratan yang memiliki standar tinggi tersebut, dakwaan diserahkan ke pengadilan dan tidak berdasar kriteria lain yang diberikan organisasi Yesh Din," tambah polisi.
suaramedia.com