31 Dec 2010

Pasukan Pembantai di Afganistan Sedang Diselidiki AS

ImageMiliter AS menyelidiki sekelompok prajurit yang dituding membantai warga sipil Afghanistan, memotong-motong mayatnya, kemudian mengoleksi jari-jemari serta tengkorak dari mayat-mayat tersebut, demikian dilansir sebuah media.


Militer AS menyelidiki jajaran pemimpin Brigade Stryker yang para personelnya dituding menggerakkan sebuah tim pembunuh untuk menghabisi warga Afghanistan, seperti dilaporkan Guardian.


Seorang brigadir jenderal melaksanakan peninjauan "dari atas ke bawah" terhadap brigade tersebut setelah lima orang prajuritnya akan disidangkan awal tahun depan atas tudingan keterlibatan dalam pembunuhan.


Di antara sejumlah isu yang diselidiki, ada kegagalan para komandan untuk turut campur dan melakukan pencegahan saat tindak kriminal tersebut agaknya dibicarakan secara luas di antara para prajurit.


Kopral Kepala Calvin Gibbs, personel militer yang diduga memimpin tim pembunuh yang bermarkas di Provinsi Kandahar di selatan Afghanistan, dituding telah merencanakan pembunuhan demi pembuuhan terhadap warga sipil dengan granat tangan dan senjata, dan merekayasa agar kematian mereka seolah-olah terjadi akibat pertempuran.


Gibbs, 26, membantah tudingan-tudingan tersebut.


Empat orang prajurit lainnya dituding terlibat dalam setidaknya satu dari tiga pembunuhan dalam periode lima bulan di tahun ini.


Di antaranya adalah Prajurit Kepala Adam Winfield, yang pengacaranya merilis sebuah hasil percakapan di Facebook antara sang prajurit dengan Christopher, ayahnya, yang mengindikasikan bahwa banyak prajurit lainnya menyetujui pembunuhan tersebut.


Dalam percakapan tersebut, Winfield mengatakan bahwa dirinya bermasalah dengan salah satu pembunuhan yang dilakukan dengan anggota lain dalam unit pasukannya.


"Ada seorang pria tak bersalah yang kira-kira seumuran denganku. Mereka (para personel unit militer) membuat seolah-olah dia melempar granat ke arah mereka lalu (mereka) membunuhnya. Semua orang tahu benar bahwa hal itu rekayasa. Jika saya mengatakan apa pun, maka ucapan saya akan berlawanan dengan semuanya. Tidak ada siapa pun dalam peleton ini yang setuju bahwa ini hal buruk. Mereka semua tidak peduli," katanya.


Kemudian, dalam percakapan tersebut, Winfield menulis, "Semua orang hanya ingin membunuh dengan cara apa pun. Mereka tidak peduli. Saya baru sadar bahwa Angkatan Darat dipenuhi bajingan."


Ayah Winfield kemudian menghubungi militer dan memperingatkan mengenai pembunuhan tersebut. Winfield kemudian memberi tahu para penyelidik bahwa Gibbs yang membentuk tim pembunuh.


Seorang prajurit lainnya, Jeremy Morlock yang menghadapi persidangan karena dugaan keterlibatan dalam tiga pembunuhan, juga menuding Gibbs sebagai otak perancang pembunuhan-pembunuhan tersebut.


"Gibbs memendam kebencian murni terhadap semua orang Afghanistan dan selalu menyebut mereka orang barbar," kata Morlock.


Tujuh orang prajurit lainnya dituding melakukan kejahatan yang lebih ringan, termasuk menggunakan narkoba, mengumpulkan organ tubuh untuk dijadikan cenderamata, serta menutup-nutupi pembunuhan.


Gibbs diduga menyimpan tulang belulan jemari, tulang kaki, serta gigi dari mayat-mayat penduduk Afghanistan, Seorang prajurit lain disebut-sebut mengoleksi tengkorak manusia.


Sebagian prajurit diduga mengambil gambar dengan berpose di samping mayat-mayat, seolah mereka tengah berburu. (Suaramedia.com)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Pasukan Pembantai di Afganistan Sedang Diselidiki AS Deskripsi: Militer AS menyelidiki sekelompok prajurit yang dituding membantai warga sipil Afghanistan, memotong-motong mayatnya, kemudian mengoleksi ja... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►