GAZA – Israel ternyata tidak hanya menghabisi dan menganiaya para aktivis pembawa bantuan kemanusiaan di atas kapal-kapal yang tergabung dalam armada Freedom Flotilla, tetapi Israel juga merampok mereka.
Para aktivis Freedom Flotilla Gaza mengatakan uang mereka dirampok, segala perlengkapan yang mereka bawa juga tidak luput dari penyitaan Israel setelah kapal yang mereka tumpangi mendapat serbuan mematikan pada tanggal 31 Mei.
Menurut para aktivis yang selamat dari pembantaian, mereka dirampok oleh komando Marinir Israel. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya diperkirakan mencapai $3,5 juta dalam bentuk uang tunai dan berbagai barang lainnya.
Ratusan orang aktivis melaporkan kehilangan uang tunai, laptop, telepon seluler, dan pakaian setelah dibebaskan Israel minggu lalu.
Militer Israel menyerang Freedom Flotilla di perairan internasional di Laut Mediterania, menewaskan setidaknya 20 aktivis perdamaian, termasuk sembilan warga negara Turki di atas kapal M.V. Mavi Marmara dan melukai sekitar 50 orang lainnya yang turut ambil bagian dalam konvoi enam kapal tersebut.
Israel juga menangkap dan kemudian membebaskan hampir 700 orang aktivis dari 42 negara yang naik di atas kapal-kapal bantuan kemanusiaan yang mencoba membongkar blokade Gaza dan mengirimkan 10.000 ton bantuan kemanusiaan kepada para penduduk Jalur Gaza yang miskin.
“Kamera dan telepon seluler kami diambil dalam tahapan pertama di atas kapal ketika mereka menggiring kami keluar, mereka lalu mengambil semua barang yang ada hubungannya dengan teknologi,” kata Alex Philips, seorang korban selamat armada Gaza kepada agensi berita Press TV.
Diperkirakan ada 600 telepon seluler, 400 kamera video, dan 350 laptop yang masih ada di tangan militer Israel.
Sebagian besar penumpang juga membawa uang tunai dalam jumlah besar. Uang tersebut adalah hasil dari penggalangan dana selama berbulan-bulan. Uang itu ditujukan untuk lembaga amal di Jalur Gaza.
“Lebih dari 3.500 (dolar) uang saya dan juga surat izin mengemudi saya (diambil). Mereka mengambil kartu identitas milik saya yang merupakan izin kerja saya di Arab Saudi sebagai seorang guru. Mereka mengambil laptop saya, mereka juga mengambil banyak pakaian,” kata Bllat Abdul Aziz, seorang aktivis lainnya kepada Press TV.
Pasca insiden di perairan internasional tersebut, Israel, yang merasa malu dengan serangan berdarah yang dilakukan Angkatan Lautnya terhadap kapal bantuan kemanusiaan yang mengarah ke Gaza, langsung menyebarkan propaganda informasi palsu dan kebohongan guna membenarkan pembantaian yang dilakukan pasukan Zionis.
Puluhan orang dibunuh dan mengalami luka-luka ketika unit khusus Angkatan Laut Israel menyerbu dan menembaki sebuah kapal asal Turki.
Kapal Kebebasan Gaza Flotilla megangkut ratusan aktivis perdamaian yang berasal dari 50 negara lebih, mereka menentang pengepungan Israel terhadap Jalur Gaza yang dilakukan tak ubahnya seperti Nazi
Serangan kriminal nyata terhadap kapal sipil tersebut telah memicu reaksi keras dan amarah dari seluruh penjuru dunia, puluhan negara mengecam serangan tersebut dan menyatakannya sebagai kejahatan pembajakan.
Seorang juru bicara pemerintah Turki memperingatkan bahwa Israel harus menghadapi konsekuensi atas tindakan kriminalnya.
Yunani, yang memiliki banyak warga negara yang turut serta dalam pelayaran Flotilla, langsung menghentikan latihan udara yang diagendakan bersama Angkatan Udara Israel.
Sementara itu, para pejabat Israel memutuskan untuk menyebarkan kebohongan dan informasi palsu guna menyelamatkan muka terkait serangan kriminal brutal terhadap kapal kebebasan Flotilla.
Deputi Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon mengklaim Flotilla merupakan "armada penuh kebencian dan kekerasan", sebuah klaim yang ditolak dan dibantah oleh salah satu penyelenggara pelayaran Flotilla, Huweida Arraf, yang menyebut kata-kata Ayalon sebagai kebohongan yang vulgar. (suaramedia)