Kairo --Pangeran Turki bin Abdul Aziz, anggota keluarga kerajaan Arab Saudi mengusulkan kepada keluarga berkuasa di negara kaya minyak ini untuk secepatnya mengundurkan diri dari kekuasaan dan melarikan diri.
Pangeran Turki bin Abdul Aziz dalam suratnya kepada keluarga penguasa Arab Saudi meyinggung indikasi penurunan hubungan penguasa Saudi dengan mitra asingnya termasuk Amerika Serikat (AS) dan negara Barat lainnya. Ditambahkannya, hubungan penguasa dengan mitranya di dalam negeri termasuk para kepala suku dan pemuka Wahabi juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal inilah yang melandasi seruan Pangeran Turki bin Abdul Aziz agar para penguasa Saudi secepatnya mengundurkan diri dan meninggalkan negara ini.
Pangeran ini juga secara jelas meminta keluarga kerajaan untuk menyelamatkan jiwa mereka dari kemungkinan kudeta dengan meninggalkan Arab Saudi.
"Jika kekuasaan para keluarga kerajaan diruntuhkan rakyat maupun militer maka Barat khususnya AS tidak akan memberikan perlindungan kepada para pangeran yang membuat rakyat menderita serta memonopoli kekuasaan," tegas Pangeran Turki
Menurutnya, "AS tidak akan menyelamatkan kita karena perang mendatang bukan di perbatasan namun di dalam kota-kota dan di jalan-jalan. AS hanya dapat menonton keruntuhan dinasti Saudi seperti yang dilakukannya saat keruntuhan dinasti Pahlevi di Iran dan rezim-rezim lainnya."
Pangeran yang saat ini tinggal di Mesir mengingatkan keruntuhan rezim despotik dan diktator Arab dan Timur Tengah dalam sejarah modern menunjukkan bahwa meski menggalang persekutuan yang kuat dengan AS, hal ini masih belum mampu mencegah keruntuhan para penguasa. Ia mencontohkan keruntuhan kekuasaan Raja Idris Sanusi di Libya dan Shah Reza Pahlevi di Iran.
Ia juga mengisyaratkan keretakan hubungan penguasa Saudi dengan rakyat dari satu sisi dan militer dari sisi lain. Tak hanya itu, Wahabi yang menjadi tulang punggung utama para pangeran Saudi dalam melanggengkan kekuasaannya juga mulai menjauh.
"Kita berada di era di saat keluarga kerajaan sudah tidak mendapat kepercayaan rakyat dan kita sudah tidak dapat memaksa rakyat untuk menerima kita. Para ulama pun mulai menjauh dan masyarakat internasional termasuk umat Islam menolak nilai-nila agama yang membentuk sistem kerajaan kita. Tak hanya itu, mereka juga menganggap negara kita sebagai pendukung terorisme serta sumber krisis di dunia," tegas Pangeran Turki bin Abdul Aziz.
Pangeran Turki bin Abdul Aziz menilai kondisi ini mucul akibat kebijakan represif keluarga kerajaan dan penimbunan kekayaan oleh mereka. Dalam suratnya ia mengisyaratkan kegagalan upaya pihak kerajaan dalam meredam tekad balas dendam rakyat.
"Kita dengan leluasa bertindak apapun dan siapa pun yang menentang kekuasaan kami pasti dicekal. Setiap warga yang berbeda pendapat dengan penguasa akan dijebloskan ke penjara. Namuh langkah tersebut ternyata tidak mampu membendung perlawanan rakyat."
"Seluruh jabatan pemerintahan mulai dari tingkat tinggi hingga yang paling rendah baik di departemen, kantor pusat, kantor wilayah, ketua delegasi serta komandan militer kami serahkan kepada anak cucu kami," ungkap Pangeran Turki bin Abdul Aziz.
Di akhir suratnya, Pangeran Turki mengusulkan semua anggota keluarga Saud untuk meninggalkan Arab Saudi dan hidup di luar negeri guna menghindari kekerasan atau terbunuh jika terjadi kerusuhan. (irib)