Dewan Revolusi Libya yang berpusat di Benghazi menyatakan bahwa Muammar Gaddafi mengutus utusannya ke Dewan ini. Melalui utusan itu, diktator Gaddafi bersedia meninggalkan jabatannya tapi meminta jaminan keselamatan diri dan keluarganya dari Dewan Revolusi Libya.
Koran Al Sharg Al Awsat, edisi Senin (7/2) melaporkan, sumber-sumber terpercaya menyatakan bahwa Gaddafi bersedia mundur dari jabatannya dengan syarat bebas dari hukuman pengadilan internasional dan dapat keluar dari negara ini tanpa kendala. Jika ada jaminan itu, Gaddafi akan menyerahkannya ke Dewan Revolusi Rakyat Libya.
Sementara itu, sumber-sumber lainnya juga melempar isu bahwa Gaddafi mengalami sakit berat bahkan terancam kematian otak.
Menyusul permohonan Gaddafi tersebut, Dewan Revolusi Libya belum mengeluarkan pernyataan resmi. Akan tetap masyarakat revolusioner menolak segala bentuk perundingan dengan Gaddafi.
Dilaporkan pula, Gaddafi memberikan senjata dalam jumlah besar kepada para pendukungnya untuk menciptakan kekacauan di Tripoli. Dengan cara itu, kelompok revolusioner juga akan kewalahan menduduki ibukota Libya yang saat ini sudah terkepung. (IIRIB/IRNA/AR/MF)