Ribuan orang berbaris di gedung-gedung pemerintah dan bentrok dengan aparat keamanan, Jumat (25/2), di kota-kota Irak dalam sebuah curahan kemarahan yang menewaskan 11 orang.
Protes antipemerintah terbesar dan paling keras di negara itu terjadi sejak kerusuhan politik mulai menyebar di dunia Arab minggu lalu. Di kota-kota Irak utara, pasukan keamanan berusaha mendorong kembali orang banyak dengan melepaskan tembakan. Akibatnya, ini menewaskan sembilan demonstran.
Di Provinsi Anbar barat, dua orang ditembak dan tewas dalam protes. Di ibu kota Baghdad, demonstran merobohkan tembok, melempar batu, dan bentrok dengan pasukan yang mengejar mereka di jalan.
Protes pada Hari Kemarahan itu didorong oleh kegusaran atas korupsi, pengangguran kronis, dan buruknya pelayanan publik oleh pemerintah yang didominasi pemimpin agama Syiah.
Pemerintah mengurangi partisipasi Syiah besar-besaran. Fatwa keagamaan memegang kekuasaan yang besar.
Di daerah kantong Sunni Azamiyah, salah satu warga mengatakan bahwa orang-orang di sana tidak mau hadir karena mereka takut dengan label Saddam. "Pemerintah telah memvonis siapa saja yang mengambil bagian dalam demonstrasi dengan menuduh mereka sebagai bagian dari terorisme," kata Ammar al-Azami, 41.
mediaindonesia