LONDON – Sebuah penyelidikan besar mengenai dampak penelitian otak diluncurkan oleh Royal Society, lembaga penelitian resmi kerajaan Inggris.
Proyek “Gelombang Otak” akan melakukan serangkaian peninjauan yang luas mengenai perkembangan baru dalam studi saraf otak dan dampak-dampaknya terhadap manusia.
Sekelompok pakar yang dipimpin oleh Profesor Colin Blakemore akan meneliti hal-hal yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan memori, intelijen dan juga kesehatan mental.
Para ilmuwan juga akan menjawab kekhawatiran mengenai militerisasi studi otak dan pengembangan senjata biologi yang dapat mempengaruhi otak manusia. Isu-isu lainnya, termasuk prediksi kejahatan dan teknik mata-mata yang berfokus pada tingkah laku manusia.
Empat buah laporan akan dipublikasikan setelah proyek tersebut selesai pada tahun 2011 mendatang.
Profesor Blakemore mengatakan: “Pemahaman kita yang semakin meningkat mengenai otak dan kemajuan-kemajuan terkait dalam bidang teknologi untuk mempelajari otak, termasuk otak manusia, mulai memberikan alat-alat yang diperlukan untuk mengembangkan perawatan penyakit degeneratif (penurunan kemampuan) seperti Parkinson dan Alzheimer dan penyakit jiwa, termasuk depresi dan schizophrenia. Tapi keuntungan-keuntungan tersebut juga akan meningkatkan wawasan kita terhadap perilaku manusia dan kesehatan mental, demikian halnya dengan memberikan kemungkinan peningkatan, manipulasi dan degradasi fungsi otak.”
Sebelum melakukan peluncuran, Profesor Blakemore mengatakan:
“Penelitian otak mungkin memiliki dampak besar dalam masyarakat. Kami perlu melakukan sesuatu yang biasanya tidak disukai para ilmuwan, berspekulasi tentang masa depan. Ada banyak yang harus dipikirkan, dan kami harus memulai proses memberikan informasi yang mungkin diberikan di ranah kebijakan publik, seperti kesehatan, pendudukan, hukum dan keamanan.”
“Perkembangan dalam penelitian otak akan menyingkirkan semua jenis pertanyaan mengenai kepribadian, identitas, tanggung jawab dan kemerdekaan. Kami harus siap menjawab dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.”
Royal Society, lembaga institusi akademis terdepan Inggris, saat ini merayakan ulang tahun ke-350.
Militer AS pernah mencoba menciptakan gen prajurit super. Dan membunuh kambing dengan menggunakan kekuatan fisik – seperti yang dikisahkan dalam film yang dibintangi George Clooney – hanyalah pucuk dari fenomena gunung es.
Inti-inti gagasan dalam proyek Jedi (nama proyek dalam film The Men Who Stare At Goats), serta sejumlah proyek paranormal, memang telah dipergunakan secara aktif dalam pertempuran.
“Anda harus memahami bahwa gagasan-gagasan ini tidak sepenuhnya dianggap gila,” kata Sersan Glenn Wheaton, seorang pasukan Unit Khusus kepada the Mail.
“Hal-hal tersebut dipandang sebagai salah satu kekuatan militer selanjutnya. Kami harus tahu apakah mungkin mempergunakan kekuatan paranormal dalam kemiliteran. Kami juga harus tahu cara untuk melindungi diri (dari kekuatan semacam itu) jika suatu hari nanti dipergunakan untuk melawan kami.”
Tahun 2006 lalu, hal yang tidak terlalu jauh dari itu dilakukan Pentagon. Seperti dilaporkan BBC, para ilmuwan Pentagon ingin menciptakan tentara dari serangga yang dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk memeriksa bahan peledak dan mengirimkan transmisi.
Gagasannya adalah memasukkan sistem mikro ketika serangga masih berwujud kepompong, saat serangga dapat mengintegrasikannya ke dalam tubuh mereka sehingga dapat dikendalikan dari jarak jauh di kemudian hari.
Para pakar tersebut mengatakan kepada BBC bahwa gagasan tersebut mungkin dilakukan, namun hal-hal lainnya tampak menggelikan.
Sebuah skema yang mirip yang bertujuan untuk mengendalikan lebah menemui kegagalan ketika lebah-lebah tersebut terbang untuk makan dan bereproduksi. (dn/yh/bc/sm)