Kepastian dan keseriusan Iran dalam membalas segala bentuk serangan Israel ditegaskan kembali oleh Washington Times dalam menjawab munculnya beragam asumsi tentang kecilnya jangkauan dan dampak dari serangan Republik Islam.
Sebagaimana dilaporkan Fars News (3/4) mengutip laporan Washington Times, para analis Timur Tengah memastikan bahwa Iran akan melancarkan serangan balasan jika Israel menyerang instalasi nuklir Tehran. Masalahnya sekarang adalah mekanisme, dampak, dan target dari serangan balasan Iran ke Israel.
Washington Times menulis, "Iran memiliki beberapa pilihan termasuk di antaranya melancarkan serangan militer multi-dimensi yang diperkirakan akan menjalar ke seluruh kawasan. Adapun opsi lain yang lebih terbatas adalah mewakilkan perang kepada pihak ketiga di Lebanon dan Jalur Gaza. Selain itu, Iran juga memiliki opsi serangan balasan serupa yang mengakibatkan dampak global termasuk penurunan pertumbuhan ekonomi menyusul kenaikan harga minyak dan BBM, serta menipisnya suplai bahan bakar karena jalur pengirimannya di Timur Tengah tertutup, serta kemungkinan kontak militer Amerika Serikat dengan Iran."
Matthew Kroenig, anggota Keamanan Nuklir Stanton di Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat, menekankan bahwa di satu sisi Iran menghadapi berbagai kesulitan strategis akibat serangan Israel, namun di sisi lain Iran tetap akan melancarkan serangan balasan untuk menjaga pamornya di dalam negeri serta menunjukkan kekuatannya kepada dunia.
Washington Times juga menyebutkan bahwa para analis berpendapat kemungkinan Iran akan memanfaatkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon untuk menyerang permukiman Israel. Diperkirakan juga Tehran akan menggunakan rudal jarak jauhnya Shahab-3.
Alireza Nader, analis di institut RAND Corporation dan penulis buku "Israel dan Iran: Sebuah Persaingan Berbahaya" dalam hal ini mengatakan, "Di Iran muncul pola pikir dan pemahaman bahwa kepentingan Amerika Serikat dan Israel di Timur Tengah sama dan sejalan, oleh karena itu jika Israel menyerang Iran, Tehran berpendapat bahwa Amerika Serikat telah memberikan lampu hijau kepada rezim Zionis. Mungkin saja Iran akan menjadi korban dalam permainan ini dan akan melancarkan balasan terbatas terhadap Israel, atau dengan memanfaatkan ketidakpuasan masyarakat global, Tehran akan mengusir seluruh inspektor Badan Energi Atom Internasional (IAEA), akan tetapi masalahnya bahwa asumsi-asumsi tersebut sulit untuk dibahas karena perang tidak pernah berjalan sesuai rencana dan bisa saja situasi akan memburuk dan lepas kontrol."
Washington Times lebih lanjut menjelaskan, termasuk di antara kesulitan memprediksi balasan atas serangan Israel adalah opsi yang dimiliki Iran untuk menutup Selat Hormuz. Selat itu menjadi jalur lalu lintas seperlima dari suplai minyak mentah dunia dan jika ditutup, maka harga per barel minyak global akan melampaui 200 dolar."
Iranjuga dapat mendukung serangan terhadap militer Amerika Serikat di Afghanistan dan seluruh kepentingan Washington di Teluk Persia termasuk kehadiran Armada Kelima Amerika di Bahrain.
Adapun mengenai dampak dan luasnya serangan balasan Iran, pernyataan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, mengakhiri seluruh asumsi dengan menegaskan bahwa serangan balasan Tehran akan sesuai dengan serangan Israel.(IRIB Indonesia/MZ)