Perjanjian Versailles ditandatangani bulan Juli 1919 yang berisi perintah denda dan ganti rugi yang harus dibayar Jerman sebagai pihak yang kalah perang, pengurangan jumlah pasukan Jerman, dan demiliterisasi kawasan Rhineland. Sementara itu, Pakta Locarno ditandatangani tahun 1925 yang berisi persetujuan atas isi perjanjian Versailles dan diterimanya Jerman dalam Liga Bangsa-Bangsa.
Empat tahun kemudian, Hitler dan Partai Nazinya meraih kekuasaan di Jerman dan pada tahun 1935, Hitler secara sepihak membatalkan kedua perjanjian itu sehingga meletuslah Perang Dunia Kedua.
Tentara Inggris Mendarat di Yunani
Tanggal 7 Maret 1941, dalam era Perang Dunia Kedua, tentara Inggris yang sebelumnya berpangkalan di Mesir, mendarat di Yunani. Sebelumnya, pada bulan Oktober 1940, tentara Italia menginvasi Yunani. Aksi Italia di bawah pimpinan Musolini ini bertentangan dengan keinginan sekutunya, Hitler, yang menghendaki agar Italia lebih berkonsentrasi di Mesir.
Dalam menghadapi serangan Italia, Tentara Yunani melakukan perlawanan keras dan berhasil memukul mundur Italia hingga ke Albania dalam satu minggu. Inggris mengambil kesempatan ini dengan mengirim tentaranya ke Yunani yang merupakan daerah strategis karena menghalani akses Hitler terhadap sumber minyak di Rumania yang merupakan sumber minyak utama Hitler untuk mengoperasikan mesin-mesin perangnya.
Namun sebulan kemudian, yaitu bulan April 1941, tentara Hitler menyerbu Yunani dan tentara Inggris dipukul mundur.
Perdana Menteri Bangladesh Pertama Terpilih
Tanggal 7 Maret 1973, Syeikh Mujib Rahman, pemimpin gerakan kemerdekaan Bangladesh, berhasil meraih suara mayoritas dalam pemilu dan menjadi perdana menteri pertama di Bangladesh. Di akhir penjajahan Inggris di anak benua India tahun 1947, Pakistan Barat mendeklarasikan kemerdekaan Negara Islam Pakistan, yang wilayah kekuasaannya meliputi Bangladesh yang terpisah 1000 mil dari Pakistan Barat.
Berbagai konflik, di antaranya jarak wilayah yang jauh, budaya, dan ras, membuat warga Pakistan Timur mendeklarasikan negara terpisah dengan nama Bangladesh, pada bulan Maret tahun 1971. Pakistan Barat kemudian melakukan serangan militer ke Bangladesh. Sekitar satu juta etnis Bengali tewas dalam serangan ini dan 10 juta lainnya mengungsi ke India. Atas campur tangan India, akhirnya pasukan Pakistan mundur pada bulan Desember 1971 dan dua tahun kemudian, diadakan pemilu yang mengangkat Mujib Rahman sebagai Perdana Menteri. Tahun 1974, Pakistan akhirnya mengakui kemerdekaan Bangladesh.
Hubungan Iran-Inggris Memburuk
Tanggal 7 Maret 1989 Iran dan Inggris saling memutuskan hubungan diplomatik setelah berseteru dalam kasus Salman Rushdie.
Akibat novelnya yang berjudul Satanic Verses dianggap menghina Nabi Muhammad Saw, pemimpin spiritual Iran saat itu Ayatullah Khomeini mengeluarkan fatwa hukuman mati atas Salman Rushdie yang berkebangsaan Inggris.
Inggris menentang fatwa tersebut mengingat ada banyak penduduk muslim di sana dan dikhawatirkan akan terjadi pembunuhan terhadap Salman Rushdie.
Sejak 1998 hubungan kembali pulih di tingkat kedutaan besar, tapi hingga saat ini hubungan tersebut masih rawan konflik akibat isu nuklir Iran.
Duma Setujui Amnesti
Tanggal 7 Maret 1997, parlemen Rusia (Duma) secara bulat menyetujui pemberian amnesti kepada gerilyawan Chechnya yang terlibat dalam peperangan selama 21 bulan dengan tentara Rusia.
Majelis Rendah Duma yang didominasi kubu komunis, oposan Presiden Boris Yeltsin, mendukung amnesti itu dengan 235 suara lawan 39. Keputusan itu merupakan tindak lanjut kebijakan pemerintah yang diusulkan beberapa komite oposisi.
Para pejabat Duma menyatakan pernyataan amnesti dalam bentuk resolusi parlemen itu langsung berkekuatan hukum. Tujuan utama dari amnesti ini adalah untuk membebaskan para tentara Rusia yang masih disandera pihak Chechnya.
Pemberian amnesti itu tidak dilakukan bagi para tawanan asing lainnya. Sejumlah sukarelawan negeri muslim melakukan perlawanan di Chechnya seperti yang dilakukan gerilyawan anti-Rusia dari bekas Republik Soviet termasuk Ukraina.
Presiden Bolivia Umumkan Lengser
Tanggal 7 Maret 2005, Presiden Carlos Mesa mengumumkan rencana pengunduran dirinya karena para petani koka telah memblokade jalan dan mencoba menutup pasokan gas dan listrik Bolivia.Mesa mulai berkuasa di Bolivia pada Oktober 2003 setelah Presiden Gonzalo Sanchez de Lozada tumbang oleh aksi massa yang menelan korban 80 orang. Kala itu, Mesa yang sejarawan dan intelektual itu menjadi wakil presiden.
Sejak itu, dia berusaha menyelesaikan perbedaan antara para pekerja sektor perkebunan dan bisnis dan serikat buruh. Namun, krisis terus bergulir sehingga memaksa Mesa mengundurkan diri.
Dia mengatakan UU migas yang ada akan mengubah Bolivia menjadi negeri yang dikuasai komunitas internasional. Morales menuntut perusahaan-perusahaan asing membayar royalti 18%-50% dan menyerukan digelarnya konvensi konstitusional 'guna menemukan kembali negeri itu'.