Menteri Agama Suryadharma Ali menanggapi, insiden penyerbuan Pesantren YAPI di dusun Kenep, Beji, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, pada Selasa siang (15/2), hanya tawuran biasa antar santri yang disebabkan saling ejek diantara mereka.
"Saya dapat info bahwa peristiwa di Pasuruan itu hanya tawuran biasa saja yang terjadi diantara santri," ujarnya menjawab pers seusai acara peluncuran buku "Pemilihan Spekulatif: Mengungkap Fakta Seputar Pemilu 2009" di Jakarta, Rabu.
Menurut Menag, peristiwa itu dipicu oleh sejumlah santri yang melintas di depan Pesantren Yapi seusai mengikuti pengajian di Singosari. Para santri itu kemudian saling mengejek sehingga terpicu tawuran diantara mereka.
"Jadi peristiwa itu hanyalah tawuran biasa yang dilatari dengan saling ejek," ujar Menag.
Pernyataan Menag itu tentunya mengundang reaksi keras dari beberapa pihak. Muhammad Andy yang juga pengelola Yayasan Fatimah di Jakarta menyatakan keberatan atas pernyataan itu. Sebelumnya, Habib Ali Umar yang juga salah satu pengurus YAPI menyatakan bahwa serangan atas YAPI terjadi bukan untuk pertama kalinya.
Menurut laporan yang ada, serangan atas YAPI sudah terjadi sekitar delapan kali. Laporan di lapangan juga menyebutkan bahwa sekelompok massa menyerang Ponpes YAPI setelah terprovokasi oleh ceramah seorang habib yang mencaci maki ajaran Ahlul Bait as yang kemudian dihubung-hubungkan dengan YAPI. Dengan demikian, serangan itu bukan tawuran biasa, tapi ada upayan provokasi dari pihak-piha tertentu yang bisa dikatakan sebagai dalang intelektual. Bahkan dilaporkan pula, sejak awal terjadinya bentrokan, sejumlah aparat polisi berpakaian preman juga berada di lokasi. Namun mereka tidak segera bertindak mencegah bentrokan. Setelah para penyerang terdesak ke luar Ponpes dan para santri mulai mengejar mereka, aparat baru menembakkan peluru ke udara.
irib.ir