Facebook Turut Andil Dalam Mencetak Penjudi Muda - Facebook diprotes dan dituduh bakal mencetak penjudi kalangan muda lantaran tampilan permainan mirip kasino di Las Vegas, Amerika Serikat.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (16/7), anak-anak menggunakan koin virtual sebagai simulasi getaran memukul pot perjudian di mesin berlubang. Permainan rolet ini bisa diakses pada komputer rumah atau telepon genggam.
Sekitar ratusan mesin judi virtual dan permainan poker ada di Facebook. Namanya bermacam-macam, termasuk Jackpotjoy, Slotomania, dan DoubleDownCasino. seluruhnya diproduksi oleh Zynga. Perusahaan ini menyumbang 12 persen dari pendapatan situs jejaring sosial Facebook lewat permainan macam Farmville dan masih banyak lagi.
Total keuntungan Facebook tahun lalu Rp 9,4 triliun dan Zynga memberikan sumbangan Rp 25,2 miliar. Sisanya dari iklan. Betable, perusahaan game raksasa asal Inggris, tengah membahas permainan tandingan serupa.
Para ahli mengingatkan bahaya kecanduan berjudi. Apalagi banyak anak usia kurang dari 15 tahun mendaftar Facebook dan mereka memanipulasi umur. Dr. Carolyn Down dari Universitas Salford, Manchester, Inggris, mengatakan orang tua harus mewaspadai putra-putrinya. Dia sendiri mempunyai anak kecanduan judi virual. "Anak saya bahkan bertengkar hebat dengan temannya akibat uang virtualnya hilang. Jika didiamkan, semakin besar mereka menjadi kebiasaan dan bermasalah," katanya.
Di Inggris, seseorang bisa bermain judi ketika berusia 18 tahun. Namun demi meraup untung besar, pembuat game melanggar peraturan. Mereka dibentuk untuk bisa menang sekaligus kehilangan uang.
Para pecinta game dari Yayasan GamCare menginginkan pihak berwenang menyelidiki permainan judi virtual ini. "Pihak berwenang harus cepat bergerak sebab risiko bakal meluas di kalangan kaum muda," kata Direktur Pengembangan dan Kebijakan GamCare, Mandy Barrie. Dia menemukan hubungan judi dan masalah saat sudah dewasa.
Namun juru bicara Facebook enggan disebut nama menolak tudingan situsnya sebagai perjudian. "Aplikasi di Facebook sudah melalui uji coba, melihat batasan, serta mematuhi hukum setempat. Itulah kenapa kami masih bisa beroperasi," ujarnya.
