8 Jun 2010

Obama Bekerja Keras Tambal Bocornya Rahasia Oleh Pers

ImageWASHINGTON – Dalam pertarungannya melawan kebocoran pemerintah, pemerintahan Presiden Obama meluncurkan sebuah kampanye yang disebut banyak pihak melawan kebebasan pers.
Seorang jurnalis, yang melaporkan hal-hal yang ingin dirahasiakan oleh pemerintah, telah diberi ultimatum: menyerahkan sumber-sumbernya atau dipenjara.


James Risen adalah koresponden keamanan nasional peraih penghargaan Pulitzer untuk New York Times. Dalam bukunya tahun 2006, dia menulis tentang operasi intelijen AS untuk menghentikan program nuklir Iran. Karena masih berada dalam penyelidikan jaksa penuntut, Risen kini disarankan untuk menghindari wawancara mengenai subyek tersebut.


"Kasus ini pernah diperkarakan sebelumnya, dibawa ke pengadilan dua tahun lalu," ujar Eric Lichtblau, koresponden Departemen Kehakiman New York Times. "Dan sekarang Departemen Kehakiman, di bawah pemerintahan yang baru, secara ironis tampaknya mengambil jalan yang sama."


Eric Lichtblau, bersama dengan koleganya James Risen, telah membuat sejumlah pengungkapan terobosan, termasuk program penyadapan oleh pemerintah Bush tanpa adanya surat perintah.


Dia mengatakan bahwa kerahasiaan adalah penting dalam pekerjaan mereka, karena orang-orang seringkali membahayakan nyawa mereka untuk memberitahu apa yang sebenarnya terjadi.


"Bahkan, jika kami memiliki sistem di mana jurnalis hanya meliput apa yang dikatakan pemerintah bukan rahasia, maka jurnalis itu telah kehilangan kebebasannya," ujar Lichtblau.


Mungkin tidak akan ada diskusi tentang penyiksaan di Guantanamo atau penjara rahasia CIA jika bukan karena bocoran itu, tapi larangan itu tiba-tiba muncul.


Tentu saja ada batasan antara menyerahkan rahasia keamanan nasional dan memberitahu publik apa yang perlu mereka ketahui tentang kinerja pemerintahannya. Tapi satu atau dua kasus lain seperti kasus Risen dan jurnalisme investigatif Amerika yang bebas bisa menghadapi krisis sumber.


Upaya Obama menambal kebocoran itu disambut baik oleh advokat kerahasisaan dalam urusan pemerintah, tapi bahkan mereka pun terkejut.


"Ini mengejutkan saya. Pemerintahan Obama menjanjikan keterbukaan maksimum dalam pemerintahannya. Sementara mereka mengambil langkah-langkah tertentu ke arah itu, mereka juga telah mengambil sejumlah keputusan tak terduga mengenai kebocoran tersebut," ujar Gabriel Schoenfeld, penulis "Rahasia Penting: Keamanan Nasional, Media, dan Peraturan Hukum".


Sementara sejumlah jurnalis harus berjuang untuk sumber-sumbernya, yang lain menuntut transparansi di Gedung Putih.


"Terlalu banyak kerahasiaan di Gedung Putih dan pemerintah. Saya rasa orang-orang berhak tahu hampir semuanya," ujar Helen Thomas, koresponden Gedung Putih dengan pengalaman selama 50 tahun.


Sementara itu, Obama dengan peraturan barunya memposisikan AS sebagai pengawas kebebasan pers di dunia.


"Apa yang dilakukan oleh Undang-undang ini adalah mengirimkan pesan kuat dari pemerintahan AS dan Departemen Luar Negeri bahwa kita memperhatikan bagaimana pemerintah lain bertindak dalam kaitannya dengan pers," ujar Presiden Obama di bulan Mei.


Satu hal yang tidak jelas, akankah Departemen Luar Negeri memberikan perhatian pada negaranya sendiri ketika jurnalis Amerika dipaksa untuk mematahkan kata-kata mereka? (suaramedia)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Obama Bekerja Keras Tambal Bocornya Rahasia Oleh Pers Deskripsi: WASHINGTON – Dalam pertarungannya melawan kebocoran pemerintah, pemerintahan Presiden Obama meluncurkan sebuah kampanye yang disebut banyak ... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►