6 May 2010

Revolusi Twitter Iran Membuka Mata Paris

ImagePARIS – Revolusi Twitter Iran hadir di kawasan belanja kota Paris pada hari Rabu (5/5) dalam sebuah eksibisi yang memperlihatkan ribuan video ponsel milik para pemrotes anti-pemerintah yang diubah menjadi karya seni.


Media lokal Iran dan internasional dilarang keras meliput gelombang protes besar-besaran yang dipicu oleh terpilihnya kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad bulan Juni tahun lalu.


Namun rakyat Iran mengatasi larangan peliputan itu dengan menggunakan situs jejaring sosial dan berbagi gambar seperti Twitter, Facebook, YouTube, dan Flickr terlepas dari upaya pemerintah setempat untuk memutus jaringan ponsel dan internet.


Gambar seorang wanita muda, Neda Agha Soltan, yang tertembak mati dalam demonstrasi dipasang ke YouTube dan segera mengubahnya menjadi simbol kuat dan tajam dari gerakan oposisi.


Penyelenggara eksibisi Paris, dengan judul ”Action 1”, melihat ribuan video internet dari Iran sebelum menyeleksinya untuk dipersembahkan di sebuah galeri di salah satu kawasan belanja tersibuk di Paris, rue de Rivoli.


Beberapa tumpukan pesawat televisi memperlihatkan video dramatis dari anak-anak muda yang melempari pasukan keamanan dengan batu, polisi anti huru hara melakukan pemukulan, dan sejumlah mobil dan ban yang terbakar.


Satu tumpukan yang terdiri atas sembilan layar memperlihatkan adegan jalan yang sama dari berbagai sudut pengambilan gambar – dari jalan, atap gedung, jendela apartemen. Seringkali suara dari orang yang merekam dapat terdengar.


”Menjauh dari jendela. Dia (polisi) sedang mengisi ulang pistolnya,” ujar seorang wanita dalam bahasa Persia, bahasa yang paling banyak digunakan di Iran, dalam salah satu video yang telah diberi terjemahan bahasa Perancis oleh pihak penyelenggara.


”Ini adalah komentar langsung. Mereka berbicara di saat yang sama ketika sedang merekam gambar,” ujar salah satu penyelenggara, yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan menjadi incaran pemerintah Iran.


Eksibisi yang akan berlangsung hingga tanggal 16 Mei itu dipersembahkan oleh sebuah kelompok di Paris, Ruban Vert, yang dalam bahasa Indonesia berarti Pita Hijau, simbol gerakan oposisi Iran.


Kelompok yang terdiri atas warga Iran yang tinggal di Perancis serta seniman dan pembuat film Perancis itu dibentuk untuk mendukung oposisi Iran sesaat setelah pemilu setahun yang lalu.


Pembeli di rue de Rivoli akan mendapat sajian pertunjukan tari dalam beberapa hari penyelenggaraan eksibisi, yang dapat mereka saksikan dari trotoar melalui jendela yang ditutupi pesan-pesan Twitter yang dikirim saat puncak peristiwa.


”Pertunjukan ini akan menjelajahi hubungan antara kekuasaan dan kekerasan,” ujar koreografer Iran, Hooman Sharifi, yang membawa kelompok tarinya Impure Company dari Norwegia ke Paris untuk pertunjukan itu.


Mereka yang masuk ke dalam, setelah melihat video di lantai dasar, dapat menuju ke lantai atas ke sebuah ”ruang gelap” di mana suara instalasi memainkan refrain dari slogan-slogan anti-pemerintah yang dinyanyikan tahun lalu dari atap-atap gedung Teheran dan kota-kota lain.


”Pada saat Revolusi Islam tahun 1979, orang-orang naik ke atap rumah untuk meneriakkan Tuhan itu hebat untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap sang pemimpin, Ayatollah Ruhollah Khomeini,” ujar penyelenggara.


”Musim panas tahun lalu mereka naik ke atap rumah untuk meneriakkan hal yang sama, namun kali ini melawan rezim,” ujarnya menjelaskan.


Potensi politik dari video ponsel itu akan segera mendapatkan pemeriksaan kultural dan artistik di organisasi kebudayaan Paris lainnya, Forum des Images.


Bulan depan organisasi itu akan menyelenggarakan festival film ponsel tahunannya ”Pocket Films”. (sm/rin/meo)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Revolusi Twitter Iran Membuka Mata Paris Deskripsi: PARIS – Revolusi Twitter Iran hadir di kawasan belanja kota Paris pada hari Rabu (5/5) dalam sebuah eksibisi yang memperlihatkan ribuan vid... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►