13 Mar 2011

Pembebasan Milter Belanda: Sukses Diplomasi?

ImageKeberhasilan Belanda membebaskan militernya di Libia merupakan sukses diplomasi. Tiga militer selamat, dan Libia mendapatkan helikopter Lynx. Keberhasilan itu merupakan pelipur atas kegagalan upaya Belanda menyelamatkan warga Belanda-Iran Zahra Bahrami yang dieksekusi di Iran.


Belanda sebetulnya berada di posisi yang lemah dalam negosiasi itu, kata Freya Baetens, dosen hukum publik internasional di Universiteit Leiden. Tidak heran, tuturnya, jika sukses itu akhirnya disebut sebagai keberhasilan diplomasi. Belanda melanggar peraturan internasional dengan mengirim helikopter ke Libia untuk mengevakuasi rakyat sipil tanpa izin. Hal itu pula lah yang diakui oleh perdana menteri Maxime Verhagen Jumat. Untuk itu ia memohon maaf kepada Libia.


Mencoreng Reputasi
Belanda merupakan satu-satunya negara yang tertangkap basah melanggar peraturan di Libia, kendati bukan satu-satunya negara yang melanggarnya. Jadi bukan tanpa alasan jika Libia menahan para penumpang helikopter tsersebut. Libia hanya menahan helikopter tua itu. Baetens berpendapat, Belanda telah mencoreng reputasinya sendiri." 'Belanda dikenal sebagai negara pendukung hukum internasional. Memasuki sebuah negara tanpa izin yang berarti melanggar kedaulatan, tidak pantas dilakukan Belanda," kata Baetens.


Namun Baetens mengakui, kasus itu harus juga dilihat dari sisi lain. Muammar Gaddafi mengerahkan militer melawan rakyatnya sendiri. Perbuatan Gaddafi itu jauh lebih besar dibanding apa yang dilakukan Belanda."Gaddafi sendiri tidak menghormati Belanda. Gaddafi tidak menghormati peraturan hukum internasional dan tidak meghiraukan kritik internasional terhadap apa yang dilakukannya. Baetens meragukan apakah pembebasan militer Belanda, akan mengalirkan simpati internasional terhadap Gaddafi.


Dialog
Mantan diplomat dan ahli Arab Koos van Dam melihat lain. Ia sepakat bahwa penyelesaian itu merupakan sukses bagi kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri. Namun cepatnya pembebasan ketiga militer itu sebetulnya berkaitan dengan hal lain, yaitu: regim Gaddafi diisolasi oleh dunia internasional. Gaddafi ingin mencari simpati dengan perlakuan yang baik terhadap para tahanan "Regim ingin sekali berdialog dengan negara-negara NATO, "kata van Dam.


Hal itu karena adanya perkembangan bahwa dunia saat ini menaruh perhatian terhadap pemberontak, kata van Dam. Prancis bahkan memutuskan untuk mengakui pemerintahan pemberontak. Hal itu merupakan langkah yang sangat mencolok, kata van Dam. Belanda belum berencana untuk mengikuti Prancis. Belanda hanya mengakui sebuah negara.


Menggelar dialog soal tiga tahanan militer Belanda itu akan membuka kemungkinan buat Gaddafi. Jika berhasil maka pemimpin Libia tersebut akan dipandang sebagai partner dialog. Dan itu penting, karena tambah Van Dam, dialog merupakan kunci bagi sebagian besar konflik yang ada.


Pernyataan Maaf
Van Dam dan Baetes berpendapat bahwa Belanda tidak menjanjikan sesuatu yang konkrit untuk membebaskan milternya. Pastinya bukan uang, karena Gaddafi tidak butuh itu. Mungkin Belanda meminta maaf karena melanggar kedaulatan Libia. Atau mungkin Belanda dipaksa untuk mendukung Libia di masa depan.


Untuk sementara kita hanya bisa menduga apa yang tepatnya terjadi dalam misi evakuasi yang gagal ini. Perasaan bahwa misi berakhir dengan baik dapat hilang jika kita tahu bahwa Belanda terjebak dalam misi yang tidak dipikir masak-masak dan tidak perlu itu. Atau apakah memang tuduhan Libia bahwa penduduk sipil yang dievakuasi adalah mata-mata itu benar adanya? Jika memang ya maka Belanda hanya hanya dapat menikmati kesuksessan itu untuk waktu yang singkat saja.(rnw)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Pembebasan Milter Belanda: Sukses Diplomasi? Deskripsi: Keberhasilan Belanda membebaskan militernya di Libia merupakan sukses diplomasi. Tiga militer selamat, dan Libia mendapatkan helikopter Lynx... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►